Karya Tulis Ilmiah 'Fungsionalisasi Media dalam Menjaga Eksistensi Budaya Melayu' (Juara 1 LKTI Se-Riau 2013)

Setelah lama tak menulis, akhirnya kemarin Saya kembali menulis sebuah karya ilmiah untuk berpartisipasi dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa se-Provinsi Riau pada PIJAR UIN Suska Riau. Alhamdulillah karya tulis ini mendapatkan juara 1 tingkat mahasiswa. Bagi yang mau baca atau dijadikan referensi, silahkan :



BAB I
PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang

Media berasal dari bahasa Latin, yang merupakan bentuk jamak dari kata medium, yang berarti sesuatu yang  terletak di tengah (antara dua pihak atau kutub) atau suatu alat. Media juga dapat diartikan sebagai perantara atau penghubung antara dua pihak, yaitu antara sumber pesan dengan penerima pesan atau informasi. Oleh karena itu, media berarti sesuatu yang mengantarkan pesan pembelajaran antara pemberi pesan kepada penerima pesan.[1]

Menurut Allen, terdapat sembilan kelompok media, yaitu : visual diam, film, televisi, obyek tiga dimensi, rekaman, pelajaran terprogram, demonstrasi, buku teks cetak, dan sajian lisan.[2]

Media bermanfaat sebagai :
a.    Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.
b.    Mengatasi keterbatasan ruang,waktu,tenaga,dan daya indra.
c.    Menimbulkan gairah belajar,berinteraksi secara langsung antara peserta didik dan sumber belajar.
d.   Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual,auditori, dan kinestetiknya.
e.    Memberi rangsangan yang sama,mempersamakan pengalaman,dan menimbulkan persepsi yang sama.
f.     Proses pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi,yaitu guru (komunikator), bahan pembelajaran, peserta didik (komunika), dan tujuan pembelajarann. Jadi, media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran) sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan peserta didik dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.[3]

Peluncuran WWW (world wide web) pada 1990-an telah membuka babak baru dalam perkembangan internet yang sudah ada sejak 1950-an. Faktor utama daya tarik internet adalah dari sesi kemampuan internet dalam mengakses informasi teks, audio, gambar, perkiraan, ilustrasi dan yang lain dari lebih kurang 320 juta web di internet dengan lebih mudah dan cepat di bandingkan dengan media komunikasi/informasi yang lain.

Peranan internet sangat besar karena kemampuanya dalam mengolah data dengan jumlah yang sangat besar. Mengunakan internet dengan segala fasilitasnya akan memberikan kemudahan untuk mengakses berbagai informasi yang secara langsung dapat meningkatkan pengetahuan, karena internet merupakan salah satu sumber data utama dan pengetahuan.[4]

Internet memiliki banyak fungsi diantaranya :
1.    Fungsi alat komunikasi;
2.    Fungsi akses informasi;
3.    Fungsi pendidikan dan pembelajaran;
4.    Fungsi tambahan;
5.    Fungsi pelengkap;
6.    Fungsi penganti.[5]

Kata budaya berasal dari kata Sansekerta buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari kata buddhi yang berarti budi atau akal. Dengan demikian kebudayaan dapat diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan budhi atau akal. Ada beberapa pengertian budaya menurut beberapa ahli, salah satu diantaranya adalah tokoh terkenal Indonesia yaitu Koentjaraningrat. Dalam bukunya pengantar ilmu antropologi, Koentjaraningrat mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan kebudayaan adalah sebagai berikut :

Kebudayaan adalah merupakan wujud ideal yang bersifat abstrak dan tak dapat diraba yang ada di dalam pikiran manusia yang dapat berupa gagasan, ide, norma, keyakinan dan lain sebagainya.

Dalam setiap kebudayaan terdapat unsur-unsur yang juga dimiliki oleh berbagai kebudayaan lain. Koentjaraningrat menyebutnya sebagai unsur-unsur kebudayaan yang universal yang meliputi : sistem religi dan upacara keagamaan, sistem dan organisasi kemasyarakatan, sistem pengetahuan, bahasa, kesenian, sistem mata pencaharian hidup, dan sistem teknologi dan peralatan. Tiap-tiap unsur kebudayaan universal tersebut menjelma kedalam tiga wujud kebudayaan yaitu:
1.    Wujud kebudayaan sebagai sebuah kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya.
2.    Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia di dalam suatu masyarakat.
3.    Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.[6]

Selanjutnya menurut Taylor, kebudayaan dideskripsikan sebagai berikut :
Kebudayaan adalah kompleks keseluruhan yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, hokum, moral, kebiasaan, kecakapan yang diperoleh oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan dipelihara oleh anggota masyarakat untuk menangani berbagai masalah-masalah yang timbul dan berbagai persoalan yang mereka hadapi. Artinya seorang anak manusia akan belajar bagaimana cara mengatasi sebuah masalah dengan memperhatikan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh orang-orang disekitarnya.[7]

JJ. Hogman dalam bukunya The World of Man membagi budaya dalam tiga wujud yaitu : ideas, activities, dan artifacts. Sedangkan Koentjaraningrat, dalam buku Pengantar Antropologi menggolongkan wujud budaya menjadi :
1.    Sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya.
2.    Sebagai suatu kompleks aktifitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat.
3.    Sebagai benda-benda hasil karya manusia.[8]

Berdasarkan penggolongan wujud budaya di atas kita dapat mengelompokkan budaya menjadi dua, yaitu : budaya yang bersifat abstrak dan budaya yang bersifat konkret.[9]
1.    Budaya yang bersifat abstrak
Budaya yang bersifat abstrak ini letaknya ada di dalam alam pikiran manusia, misalnya terwujud dalam ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan-peraturan, dan cita-cita. Jadi budaya yang bersifat abstrak adalah wujud ideal dari kebudayaan. Ideal artinya sesuatu yang menjadi cita-cita atau harapan bagi manusia sesuai dengan ukuran yang telah menjadi kesepakatan.

2.    Budaya yang bersifat konkret
Wujud budaya yang bersifat konkret berpola dari tindakan atau peraturan dan aktivitas manusia di dalam masyarakat yang dapat diraba, dilihat, diamati, disimpan atau digambar. Sifat budaya dengan sistem sosial dan fisik bisa terdiri atas : perilaku, bahasa dan materi.
a.    Perilaku; seperti adab kepada orang yang lebih tua, tata cara penyelenggaraan kegiatan adat, dan perilaku-perilaku lain yang memiliki pola tertentu.
b.    Bahasa; dimaksudkan bukan hanya bahasa daerah tertentu, tapi juga termasuk kesusasteraan seperti adanya puisi, pantun, gurindam, dan lain sebagainya.
c.    Materi; dimaksudkan sebagai hasil karya manusia yang dijadikan budaya, contohnya pakaian, perumahan, kesenian, alat-alat.

Kebudayaan sangat berpengaruh terhadap kepribadian seseorang, begitu pula sebaliknya. Di dalam pengembangan kepribadian diperlukan kebudayaan, dan kebudayaan akan terus berkembang melalui kepribadian tersebut. Manusia dan kebudayaan adalah dua hal yang saling berkaitan. Manusia dengan kemampuan akalnya membentuk budaya, dan budaya dengan nilai-nilainya menjadi landasan moral dalam kehidupan manusia. Seseorang yang berperilaku sesuai nilai-nilai budaya, khususnya nilai etika dan moral, akan disebut sebagai manusia yang berbudaya. Selanjutnya, perkembangan diri manusia juga tidak dapat lepas dari nilai-­nilai budaya yang berlaku.

Secara garis besar, budaya memiliki nilai-nilai sebagai berikut :
1.    Nilai kesejarahan (historic value).
2.    Nilai identitas (identity value).
3.    Nilai teknis dan artistik (techinical and artistic value).
4.    Nilai kelangkaan (rarity value).
5.    Nilai ekonomi (ekonomic value).
6.    Nilai fungsional (functional value).
7.    Nilai pendidikan (educational value).
8.    Nilai sosial (social value).[10]

Kebudayaan dan masyarakatnya memiliki kekuatan yang mampu mengontrol, membentuk dan mencetak individu. Apalagi manusia, disamping makhluk individu juga sekaligus makhluk sosial, maka perkembangan dan perilaku individu sangat mungkin dipengaruhi oleh kebudayaan. Atau boleh dikatakan, untuk membentuk karakter manusia paling tepat menggunakan pendekatan budaya.

Budaya Melayu sebagai salah satu warisan budaya di Indonesia sedang mengalami pasang surut. Eksistensi budaya Melayu semakin hari semakin memprihatinkan seiring dengan perkembangan zaman. Saat ini, bila dihitung berapa banyak generasi muda Riau khususnya yang mengetahui budaya daerahnya sendiri. Keberadaan Zapin sebagai tarian lokal sudah tersaingi dengan keberadaan tarian-tarian internasional. Keberadaan alat musik Melayu seperti gambus dan biola sudah tergeser dengan adanya alat musik kontemporer yang banyak dimainkan anak muda. Belum lagi adat istiadat Melayu yang semakin hilang ditelan zaman. Sopan santun sebagai warisan khas Melayu semakin ditinggalkan, dan tak terhitung berapa banyak generasi muda yang terjebak dalam modernisasi yang semakin melupakan jati diri mereka sebagai putra daerah.

Perkembangan media elektronik semakin hari semakin pesat, dan yang paling menarik perhatian masyarakat adalah media internet. Hampir seluruh lapisan masyarakat mengenal media ini mulai dari anak-anak, remaja dan dewasa. Kemudahan untuk mengakses internet serta informasi yang diberikan secara langsung dan cepat menjadikan internet sebagai idola oleh para masyarakat. Belum lagi hiburan-hiburan yang disuguhkan membuat internet menjadi pilihan semua kalangan. Laju perkembangan internet juga melesat cepat dengan segala macam fitur-fitur yang diberikan membuatnya menjadi kompatibel di segala bidang. Oleh karena penggunaanya yang tak terhentikan, internet memberikan dampak terhadap lingkungan dan kebudayaan secara langsung maupun tidak langsung.

Situs media online sebagai bagian dari teknologi terkini juga mengalami kemajuan pesat. Keberadaan media-media online yang menyajikan informasi dan hiburan setiap harinya bertambah banyak. Para pengelola situs semakin berlomba-lomba untuk menarik perhatian para pengguna internet untuk menambah jumlah kunjungan. Ada yang bertujuan murni untuk menyebarkan informasi (non-profit) dan ada pula yang bertujuan untuk menarik profit dari kunjungan pengguna.

Disadari maupun tidak, kebudayaan antar manusia sudah banyak berubah sejak teknologi berkembang. Dimulai dari keberadaan televisi dan telepon hingga saat ini, kebudayaan manusia berangsur-angsur menjadi kebudayaan yang praktis dan cenderung apatis. Keberadaan teknologi dan media saat ini membuat kehidupan manusia menjadi kehidupan yang praktis dan cepat. Kemudahan yang diberikan serta informasi yang aktual membuat manusia tak perlu bersusah payah lagi dalam mencari kebutuhan mereka. Interaksi antara manusia ke manusia juga mengalami perubahan yang signifikan. Komunikasi yang dilakukan tidak lagi komunikasi jarak dekat, namun juga komunikasi jarak jauh yang memungkinkan manusia untuk berkomunikasi meskipun berada di belahan dunia lainnya. Perubahan kebudayaan ini memberikan pengaruh positif yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan, keakuratan serta keaktualan informasi dan hiburan-hiburan yang semuanya dibuat untuk kesejahteraan umat manusia. Tak diragukan lagi, media memiliki pengaruh besar dalam penyebaran informasi dan memiliki fungsi pendidikan. Oleh karena itu, fungsi media untuk menunjang eksistensi budaya merupakan hal yang penting.

Dalam kaitan antara media dengan budaya Melayu, saat ini teknologi informasi di internet khususnya situs media online lebih didominisasi oleh situs yang bersifat hiburan, permainan dan berita. Situs jejaring sosial masih memegang peranan mendominasi internet, disusul dengan situs-situs yang menyediakan permainan dan hiburan. Bisa dihitung ada berapakah jumlah media online yang berisikan informasi mengenai budaya khususnya budaya Melayu. Jika ada, apakah jumlah kunjungan pada website tersebut bisa menyaingi media lain seperti yang Penulis sebutkan diatas ?

Berdasarkan pengamatan awal, Penulis menemukan kesenjangan-kesenjangan sebagai berikut :
1.      Fungsi situs media online sebagai sarana menjaga kelestarian budaya Melayu masih rendah.
2.      Upaya menjaga kelestarian budaya Melayu melalui pemanfaatan situs media online masih rendah.

Berdasarkan gejala-gejala yang ditemukan, Penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : Fungsionalisasi Situs Media Online Sebagai Upaya Menjaga Kelestarian Budaya Melayu di Tengah Modernisasi Teknologi.

B.            Permasalahan

1.    Identifikasi Masalah
Sebagaimana yang telah dipaparkan dalam latar belakang bahwa persoalan pokok kajian ini adalah rendahnya fungsionalisasi situs media online sebagai upaya menjaga kelestarian budaya Melayu di tengah modernisasi teknologi. Berdasarkan persoalan pokok tersebut, maka persoalan yang mengitari kajian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
a.    Fungsi situs media online sebagai sarana menjaga kelestarian budaya Melayu masih rendah.
b.    Upaya menjaga kelestarian budaya Melayu melalui pemanfaatan situs media online masih rendah.

2.    Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan, maka dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut :
a.    Mengapa fungsi situs media online sebagai sarana menjaga kelestarian budaya Melayu masih rendah ?
b.    Faktor apa saja yang mempengaruhi rendahnya upaya pemanfaatan dan fungsi situs media online sebagai sarana menjaga kelestarian budaya Melayu ?

C.           Tujuan dan Manfaat

1.    Tujuan
a.       Untuk mengetahui penyebab rendahnya fungsi situs media online sebagai sarana menjaga kelestarian budaya Melayu.
b.      Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya upaya pemanfaatan dan fungsi situs media online sebagai sarana menjaga kelestarian budaya Melayu.

2.    Manfaat
a.       Sebagai bahan masukan dan informasi bagi pemerintah, pemerhati budaya dan masyarakat mengenai fungsionalisasi situs media online sebagai upaya menjaga kelestarian budaya Melayu di tengah modernisasi teknologi.
b.      Sebagai persyaratan dalam mengikuti lomba karya tulis ilmiah pada Pekan Ilmiah Pelajar dan Mahasiswa Riau (PIJAR) 2013 yang dilaksanakan oleh Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UIN Suska Riau.



BAB II
TELAAH PUSTAKA

A.           Konsep Teoretis

1.      Internet Sebagai Sarana Informasi dan Pembelajaran
Pers nasional / media mempunyai fungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, dan kontrol sosial.[11] Media begitu mudah mengubah pola pikir individu maupun masyarakat. Standar hidup, perilaku, moral dan etika, tujuan hidup seseorang tidak terlepas dari pengaruh media. Sudah menjadi kewajiban pengguna untuk memilih produk yang disuguhkan oleh media, menerima suguhan positif dan menghindari suguhan negatif.

Internet memiliki fungsi akses informasi, artinya kita dapat mengakses berbagai informasi  yang di sajikan oleh berbagai surat kabar atau majalah tanpa harus berlangganan. Demikian juga dengan berbagai informasi lainnya, mulai dari yang paling sederhana, seperti prakiraan cuaca, kurs valuta asing sampai pada hal-hal berkaitan dengan perkembangan sosial, ekonomi, budaya, politik, ilmu pengetahuan dan teknologi.[12]

Situs media online sebagai bagian dari internet juga memiliki fungsi edukatif atau pembelajaran. Istilah ini dikenal dengan sebutan web-based training (WTB) atau kadang disebut web-based education (WBE), yang dapat di definisikan sebagai aplikasi teknologi web untuk pembelajaran atau proses pendidikan. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa semua pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi internet dan selama proses belajar dirasakan terjadi oleh yang mengikutinya, maka kegiatan itu dapat di sebut pembelajaran berbasis web.

Fungsi edukatif pada media hendaknya dipergunakan untuk kepentingan yang bersifat positif, tepat guna dan bernilai. Penggunaan situs media online haruslah jauh dari hal yang sia-sia dan berkonotasi negatif.

2.      Melayu dan Budaya Melayu
Sejarah Melayu mencakup dimensi yang luas, dengan rentang masa yang panjang. Jika Kerajaan Kutai dianggap sebagai kerajaan tertua dalam kebudayaan Melayu, maka fase awal sejarah Melayu adalah sekitar abad ke-4 atau 5 M. Sejarah yang dimaksud di sini adalah kejadian atau peristiwa yang benar-benar terjadi di masa lampau. Jejak-jejaknya dapat dilacak melalui peninggalan sejarah, baik berupa manuskrip, prasasti, sejarah lisan maupun artefak.[13]

Budaya merupakan identitas suatu golongan tertentu yang menggambarkan ciri khas dari golongan tersebut. Budaya Melayu tentu saja menggambarkan ciri khas Melayu, yang tergambarkan dari berbagai sudut seperti pakaian adat, rumah adat, lagu-lagu, alat musik, kebiasaan-kebiasaan, norma-norma, aturan-aturan, dan sebagainya. Berdasarkan penggolongannya (ideas, activities, dan artifacts) maka budaya Melayu dapat dicontohkan secara ringkas seperti berikut :

a.       Budaya yang bersifat ide-ide (berupa adat istiadat)
Budaya Melayu identik dengan budaya Islam yang lebih mengedepankan kesopanan, tutur kata yang halus (logat), peraturan-peraturan yang bersifat kebiasaan.

b.      Budaya yang bersifat aktivitas, contohnya :
1)      Berbagai permainan rakyat seperti gasing
2)      Upacara tradisional seperti adat pernikahan
3)      Seni bahasa seperti pantun, gurindam, syair dan cerita rakyat
4)      Seni pertunjukan seperti tari, musik dan teater

c.       Budaya yang bersifat artefak, contohnya :
1)      Pakaian adat
2)      Rumah adat
3)      Alat-alat tradisional
4)      Tenun (songket)
5)      Tulisan Arab Melayu
6)      Manuskrip

3.      Peran Media dalam Menjaga Kelestarian Budaya

Sesuai dengan fungsi media sebagai sarana akses informasi dan pembelajaran, maka tidak salah apabila kita mengkategorikan situs media online sebagai salah satu sarana untuk menjaga kelestarian budaya. Yang akan menjadi pokok pembahasan adalah, sejauh mana realisasi peran media dalam menjaga kelestarian budaya ?

Sehubungan dengan peran media dalam menjaga kelestarian budaya terutama Melayu, media online hendaknya memiliki unsur-unsur seperti:
a.       Informatif;
b.      Edukatif;
c.       Komunikatif;
d.      Ekonomis.

B.            Indikator Pencapaian Fungsionalisasi Situs Media Online Terhadap Kelestarian Budaya

Memfungsikan media sebagai sarana penyampaian informasi, terlebih lagi dengan tujuan menjaga kelestarian budaya merupakan pekerjaan yang cukup berat. Untuk itu, Penulis menjabarkan indikator pencapaian fungsionalisasi media online terhadap kelestarian budaya agar tepat sasaran dan berhasil mencapai tujuan menjaga kelestarian budaya Melayu.

1.    Situs media online berisikan informasi dan pembelajaran terkait dengan budaya Melayu.
2.    Situs media online dikelola secara profesional dan memiliki manajemen yang mampu mengatasi berbagai permasalahan yang ada.
3.    Situs media online bersifat inovatif dan kreatif, sehingga menimbulkan daya tarik pengunjung.
4.    Situs media online dipromosikan secara aktif dengan berbagai metode.
5.    Situs media online memperoleh dukungan secara moril dan materiil dari berbagai pihak, terutama pemerintah daerah, kalangan pendidikan dan para budayawan.
6.    Situs media online mendapatkan traffic / kunjungan yang intensif.



BAB III
METODE PENULISAN

A.           Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah library research (penelitian kepustakaan), yaitu penelitian yang dilaksanakan dengan menggunakan literatur kepustakaan), baik berupa buku, catatan, maupun laporan hasil penelitian dari penelitian terdahulu.[14]

B.            Data dan Sumber Data

Data didapatkan melalui studi dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan pada sebuah penelitian, namun melalui dokumen.[15] Data penelitian ini diperoleh dari buku, jurnal, skripsi, majalah, dan artikel website (internet) yang berhubungan dengan judul penelitian.

C.           Teknik Pengumpulan Data

Dalam penulisan penelitian ini, Penulis melakukan identifikasi wacana dari buku-buku, makalah, artikel, majalah, jurnal, web (internet), ataupun informasi lainnya yang berhubungan dengan judul penulisan untuk mencari hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah dan sebagainya yang berkaitan dengan kajian tentang realisasi dan kapabilitas pendidikan anti korupsi pada kurikulum pendidikan nasional dan tinjauan terhadap integrasinya pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1.    Mengumpulkan data-data yang ada baik melalui buku-buku, artikel, dokumen, majalah, jurnal dan web (internet).
2.    Menganalisa data-data tersebut sehingga peneliti bisa menyimpulkan tentang masalah yang dikaji.

D.           Analisis Data

Dalam penelitian ini setelah dilakukan pengumpulan data, maka data tersebut dianalisis untuk mendapatkan kesimpulan. Bentuk teknik dalam teknik analisis data sebagai berikut :
1.    Analisis deskriptif
Metode analisis deskriptif yaitu usaha untuk mengumpulkan dan menyusun suatu data, kemudian dilakukan analisis terhadap data tersebut.[16] Analisis deskriptif yakni data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Hal ini disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif. Selain itu, semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti.[17] Dengan demikian laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data dan pengolahan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut.
2.    Content analisys atau analisis isi
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi (content analysis). Di mana data deskriptif sering hanya dianalisis menurut isinya, dan karena itu analisis macam ini juga disebut analisis isi (content analysis).[18]



BAB IV
ANALISIS DAN SINTESIS

A.           Analisis

1.      Kondisi Situs Media Online Indonesia
Dewasa ini, telah banyak media online yang berkembang di dunia internet. Media yang mendominasi sampai saat ini masih social network, disusul search engine dan. Keberadaan portal media online yang bersifat kebudayaan seperti memang belum memiliki ruang di hati mayoritas para pengunjung.

Berdasarkan statistik dari Alexa Rank[19], per April 2013 situs terbanyak dikunjungi oleh pengguna internet dari Indonesia masih didominasi seacrh engine Google, kemudian disusul oleh Facebook, dan Blogspot.com. Portal berita online sekelas Detik.Com hanya mampu bertengger di posisi 7 dan Kompas.Com pada posisi 12 saja.[20] Bahkan sampai jajaran 50 besar, tidak ada satupun media online selain situs berita dari perusahaan besar yang berada disana.

Hal ini mengindikasikan bahwa minat pengunjung Indonesia terhadap media online yang sifatnya kaku (mengangkat satu tema saja) cenderung membosankan. Goal.Com yang memiliki satu bahasan tema seputar olahraga juga termasuk dalam daftar 50 besar, hanya saja pada posisi 30. Hal ini menjadi pekerjaan rumah tersendiri bagi para pemerhati pendidikan, seni budaya, dan lainnya untuk berperan aktif di dunia internet.

2.      Situs Media Online Berbasis Budaya Melayu Riau
Ada beberapa situs yang berkembang di internet yang memuat content bersifat budaya Melayu khususnya Melayu Riau. Media online yang cukup terkenal dan fokus kepada budaya Melayu adalah Melayu Online. Tiga besar situs yang memuat informasi mengenai Melayu Riau yaitu :

a.    Melayu Online
Melayu Online adalah portal dunia Melayu se-dunia yang diluncurkan pada tanggal 1 Muharram 1428 H (20 Januari 2007) oleh Balai Kajian dan Pengembangan Budaya Melayu (BKPBM). Pembuatan portal ini merupakan realisasi dari salah satu program BKPBM yaitu menggali, mengumpulkan, memelihara serta mengekalkan pelbagai khazanah budaya melayu yang masih berlaku di masyarakat maupun pernah ada di masa lampau, sehingga budaya Melayu yang selama ini merupakan mosaik-mosaik lepas dapat terajut menjadi hamparan dokumentasi yang utuh dari sebuah peradaban besar.[21]

Melayu Online memuat berbagai informasi tentang budaya Melayu tidak hanya Melayu Riau, namun Melayu di seluruh dunia. Muatan isi antara lain berisi mengenai sejarah Melayu, budaya Melayu, tokoh Melayu, sastra Melayu, peneliti Melayu, ensiklopedi lengkap. Selain itu, juga memiliki kedai yang berfungsi sarana jual beli berbagai barang yang berhubungan dengan Melayu seperti kerajinan tangan, buku dan sebagainya.

Konsep Melayu Online lebih mendekati social network jika dianalisa dari isinya daripada portal berita. Selain itu, pada situs media online ini juga terdapat fitur member yang memudahkan untuk berinteraksi pada sesama pengunjung, maupun memperoleh kemudahan akses. Dapat diakses dengan alamat http://melayuonline.com/

b.    PIKM Riau
Pusat Informasi Kebudayaan Melayu (PIKM) Riau merupakan sebuah badan pemerintah di bawah naungan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Riau. Dalam upaya untuk mempeluas akses dan kemudahan dalam mensosialisasikan budaya Melayu Riau kepada khalayak ramai, maka dibuatlah sebuah media online yang dikelola sendiri. Situs ini memuat fitur informasi berupa sejarah Melayu, seluk beluk budaya dan seni, serta publikasi berbagai tulisan dan pemikiran tokoh Melayu Riau. Dapat diakses dengan alamat http://pikmriau.com/

c.    Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Riau
Situs Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Riau dapat dikategorikan sebagai situs media online berbasis buaya karena memuat informasi-informasi seputar budaya Melayu Riau. Dapat diakses dengan alamat http://budpar.riau.go.id/

3.      Analisis Situs Media Online Berbasis Budaya Melayu
Untuk menganalisasi ketiga media online tersebut diatas, maka Penulis menggunakan indikator pencapaian fungsi sebagaimana diungkapkan pada telaah pustaka, yaitu :

a.    Ketersediaan informasi (content)
Berdasarkan aspek ketersediaan informasi, maka Melayu Online menempati urutan pertama karena memuat lebih banyak informasi mengenai budaya Melayu. Situs PIKM Riau memuat kategori yang sebenarnya komplit, namun setelah diadakan pengecekan, masih terdapat banyak kategori yang kosong (tidak memiliki isi). Sedangkan situs Budpar Riau lebih minim mengenai informasi.

b.    Manajemen pengelolaan
Berdasarkan aspek manajemen pengelolaan, ketiga situs memiliki penilaian yang seimbang. Melayu Online dikelola secara sistematis oleh sebuah badan profesional yang memiliki jaringan yang luas. BKPBM sebagai pengelola adalah institusi swasta yang memperoleh profit secara swadaya. Selain itu, pada situs Melayu Online tidak ada keharusan untuk mendaftar (berbayar) melainkan gratis. Tetapi, pintu untuk memberikan donasi tetap dibuka.

PIKM Riau dikelola oleh Pemerintah Provinsi Riau yang bekerjasama dengan Yayasan Tenas Effendy. Seharusnya dengan dukungan para ahli, situs ini mampu menjadi situs yang kapabel dan berkembang. Sedangkan Budpar Riau langsung dikelola oleh dinas bersangkutan.

c.    Kreatifitas dan kreasi
Secara tampilan, Melayu Online tampak lebih baik dari 2 situs lainnya. Tampilan PIKM Riau dan Budpar Riau cenderung statis dan hanya berpatok pada content bersifat tulisan/text dan gambar. Sedangkan pada Melayu Online juga memiliki fitur berupa audio dan video.

d.   Promosi
Dari segi promosi, Melayu Online sebagai media online swasta tampaknya lebih menggencarkan informasi melalui jaringan yang tersedia dan promosi melalui search engine dan social network. Sementara PIKM Riau dan Budpar Riau cenderung mengandalkan jaringan internal pemerintahan.

e.    Dukungan
Dari segi dukungan PIKM Riau yang merupakan milik pemerintah daerah dan didukung Yayasan Tenas Effendy memiliki peluang yang cukup besar. Sedangkan Budpar Riau memiliki peluang tidak kalah besar, mengingat situs ini adalah situs resmi milik pemerintah. Sebenarnya, Melayu Online sebagai situs milik swasta memiliki peluang paling besar yang bisa dimanfaatkan. Karena dukungan jaringan yang tersebar luas di beberapa negara, Melayu Online diharapkan mampu menjadi lebih besar lagi.

f.     Peringkat kunjungan
Diantara semua indikator, peringkat kunjunganlah yang menentukan keberhasilan dari peran dan fungsi media tersebut beroperasi. Berdasarkan traffic dari Alexa Rank per April 2013, maka situs Melayu Online menempati peringkat ke 9.693 dari semua peringkat website yang diakses dari Indonesia.[22] Sedangkan untuk Budpar Riau (subdomain ini berafiliasi dengan domain utama http://riau.go.id) mendapatkan peringkat ke 4.198 dengan persentase subdomain sebesar 6,66% dari total kunjungan ke domain utama.[23] Situs PIKM Riau sendiri sampai saat ini belum terindex di Alexa Rank.[24]

B.            Sintesis

Berdasarkan analisa diatas, maka Penulis akan menjabarkan mengenai strategi fungsionalisasi situs media online dalam menjaga kelestarian budaya Melayu di zaman modernisasi teknologi, antara lain adalah :

1.    Optimalisasi situs media online yang telah ada, dengan memperbaiki segala sektor yang masih menjadi kelemahan dari media online tersebut. Untuk pemanfaatan media yang telah ada, dapat dikembangkan lagi dengan sub-strategi berikut :
a.    Memperbanyak sumber referensi, content dari media tersebut. Sehingga media online yang telah ada dapat lebih edukatif dan informatif.
b.    Mengkreasikan media dengan menambah fitur-fitur dan tampilan yang menarik minat pengunjung.
c.    Mempromosikan media online lebih luas sehingga menambah traffic kunjungan.

2.    Membangun situs media online baru (gratis maupun berbayar) yang spesifik membahas mengenai budaya Melayu Riau khususnya, dengan memperhatikan beberapa sub-strategi berikut :
a.    Media online dilengkapi dengan informasi lengkap mengenai budaya Melayu Riau. Sumber bisa didapatkan dari buku, dokumen pemerintah, maupun sumber lainnya yang bisa dipertanggungjawabkan. Content harus diklasifikan dalam kategori-kategori untuk mempermudah akses.
b.    Membentuk manajemen pengelolaan yang jelas, sistematis, bertanggungjawab dan terdiri atas orang-orang yang memiliki niat untuk menjaga kelestarian budaya Melayu. Setiap orang dalam tim harus dilengkapi dengan job description masing-masing untuk mempermudah klasifikasi pekerjaan.
c.    Media online dibangun dengan kreatifitas dan kreasi yang baik. Tampilan media yang membosankan akan membuat pengunjung merasa malas untuk membuka media tersebut. Selain itu, fitur-fitur yang menarik juga harus dikembangkan, sehingga pengunjung merasa nyaman mengakses media online tersebut.
d.   Mempromosikan media online secara luas kepada masyarakat. Promosi bisa dilakukan dengan berbagai cara yaitu memanfaatkan social network besar yang telah ada seperti Facebook, Twitter, dan lain-lain. Selain itu, dengan cara melakukan kunjungan keberbagai  situs-situs yang memiliki pengunjung banyak dan meninggalkan link media online agar bisa dikunjungi.
e.    Memperluas jaringan sehingga memperoleh dukungan berbagai pihak. Dukungan bisa diperoleh dari pemerintah daerah, maupun pihak swasta. Selain itu, dukungan bisa diperoleh dengan cara bekerjasama dan memanfaatkan elemen terkait seperti satuan pendidikan. Carilah satuan pendidikan yang berkompeten dan bersedia untuk mendukung media online tersebut. Sehingga media online bisa disinkronisasikan dalam proses pendidikan, misalnya penugasan siswa oleh guru seputar budaya Melayu dengan memanfaatkan media online.
f.     Meningkatkan peringkat situs dengan berbagai teknik Search Engine Optimization (SEO) untuk membuat peringkat situs meningkat pada search engine. Sehingga media online tersebut tidak hanya bisa diakses oleh orang yang mengetahui linknya saja, tapi bisa diketahui oleh pengguna internet lainnya karena populer.



BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A.           Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang Penulis lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa fungsionalisasi situs media online sebagai upaya menjaga kelestarian budaya Melayu di tengah modernisasi teknologi masih rendah, disebabkan oleh :
1.    Minat pengunjung terhadap situs media online berbasis budaya Melayu yang sudah ada masih rendah.
2.    Belum terdapat situs media online berbasis budaya Melayu yang kapabel dan mampu berinteraksi dengan pengunjung lokal.

Faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya fungsionalisasi situs media online sebagai upaya menjaga kelestarian budaya Melayu di tengah modernisasi teknologi adalah :
1.    Kurang lengkapnya informasi yang dimuat dalam content situs media online berbasis budaya Melayu.
2.    Kurang optimalnya pengelolaan situs media online.
3.    Situs media online minim kreatifitas dan kreasi sehingga cenderung membosankan.
4.    Kurang luasnya promosi situs media online, sehingga tidak mendapatkan dukungan yang maksimal dari berbagai kalangan dan mendapatkan kunjungan yang minim.

B.            Saran

Dari kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian, maka Penulis menyarankan :
1.    Kepada pemerintah daerah melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Riau :
a.    Memperbaiki dan mengembangkan situs media online yang telah ada, sehingga budaya Melayu Riau bisa lebih dikenal oleh masyarakat luas.
b.    Mendukung segenap usaha kalangan masyarakat untuk menjaga kelestarian budaya Melayu, terutama melalui pemanfaatan media.

2.    Kepada pemerhati budaya Melayu Riau :
a.    Memperbanyak dan mempublikasikan berbagai hal mengenai budaya Melayu Riau, sehingga bisa menambah referensi untuk dipublikasikan melalui media online.
b.    Mendukung usaha-usaha untuk memperluas promosi budaya Melayu dengan memanfaatkan teknologi dan informasi.

3.    Bagi masyarakat terutama kalangan akademis dan teknologi diharpkan membantu usaha-usaha menjaga kelestarian budaya Melayu sesuai dengan kemampuan masing-masing, sehingga budaya Melayu Riau dapat lebih dikenal luas.



FOOTNOTE :
[1] Prof. Dr. Sri Anitah, M.Pd, Media Pembelajaran, Penerbit Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) dan UPT Penerbitan dan Pencetakan UNS (UNS Press), Surakarta, 2010, hal. 1.
[2] Daryanto, Media Pembelajaran, Penerbit PT. Sarana Tutorial Nurani Sejahtera, Bandung, 2011, hal. 16.
[3] Ibid, hal. 5.
[4] Dr. Rusman, M.Pd dkk, Pembelajaran Berbasis Tegnologi Informasi dan Komunikasi, Penerbit      PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2011, hal. 281.
[5] Dr. Munir, M. IT, Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, Penerbit Alfabeta, Bandung, 2008, hal. 196-200.
[6] Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, Penerbit Gramedia, Jakarta, 1989, hal. 186.
[7] William A. Haviland, Antropologi, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1985, hal. 332.
[8] Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, Edisi Revisi, Penerbit Rineka Cipta, 2009, Bandung.
[9] Dikutip dari artikel Ridwan pada situs dengan alamat http://ridwan202.wordpress.com/2008/10/16/manusia-sebagai-makhluk-budaya/
[10] Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Karimun, Laporan Monitoring & Evaluasi Situs / Benda Cagar Budaya Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau 2009, hal. 52-53.
[11] Undang Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers, Bab II Pasal 3 Point 1.
[12] Dr. Munir, M. IT, op. Cit, hal. 197.
[13] Dikutip dari http://melayuonline.com/ind/history
[14] Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Penerbit : CV. Rajawali, Jakarta, 1983, hal. 94.
[15] M. Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Penerbit : Ghalia Indonesia, Jakarta, 2002, hal. 11.
[16] Winarno Surachman, Pengantar Penelitian Ilmiah : Dasar, Metode, Teknik, Penerbit : Tarsita, Bandung, 1990, hal. 139.
[17] Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Penerbit : PT. Remaja Rosda Karya, Bandung, 2002, hal. 11.
[18] Sumadi Suryabrata, op cit.
[19] Keterangan : Alexa Rank atau Peringkat Alexa adalah sebuah peringkat yang di buat oleh Alexa.com untuk website atau blog berdasarkan banyaknya trafik atau kunjungan terhadap website atau blog tersebut.
[20] http://www.alexa.com/topsites/countries/ID
[21] Dikutip dari http://melayuonline.com/ind/about/dig/1/tentang-melayuonlinecom
[22] http://www.alexa.com/search?q=melayuonline.com&r=topsites_index&p=bigtop
[23] http://www.alexa.com/siteinfo/riau.go.id#
[24] http://www.alexa.com/search?q=pikmriau.com&r=site_siteinfo&p=bigtop



DAFTAR PUSTAKA
Anitah, Sri. 2010. Media Pembelajaran. Surakarta : Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) dan UPT Penerbitan dan Pencetakan UNS (UNS Press).
Daryanto. 2011. Media Pembelajaran Bandung : PT. Sarana Tutorial Nurani Sejahtera.
Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Karimun. Laporan Monitoring & Evaluasi Situs / Benda Cagar Budaya Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau 2009.
Hasan, M. Iqbal. 2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Haviland, William A. 1985. Antropologi. Jakarta : Erlangga.
http://www.alexa.com
http://melayuonline.com
http://pikmriau.com
http://budpar.riau.go.id
http://ridwan202.wordpress.com/2008/10/16/manusia-sebagai-makhluk-budaya/
Koentjaraningrat. 1989. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Gramedia.
_____________. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Edisi Revisi. Bandung : Rineka Cipta.
Moleong, Lexy J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya.
Munir. 2008. Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung : Alfabeta.
Rusman, dkk. 2011. Pembelajaran Berbasis Tegnologi Informasi dan Komunikasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Surachman, Winarno. 1990. Pengantar Penelitian Ilmiah : Dasar, Metode, Teknik. Bandung : Tarsita.
Suryabrata, Sumadi. 1983. Metodologi Penelitian. Jakarta : CV. Rajawali.
Undang Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers.

0 komentar:

Posting Komentar